Setan (Syaithan) dalam bahasa Arab diambil dari kata yang
berarti (jauh). Ada pula yang mengatakan bahwa itu dari kata yang
berarti (terbakar atau batal). Pendapat yang pertama lebih kuat menurut
Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata Syaithan artinya yang jauh
dari kebenaran atau dari rahmat Allah I (Al-Misbahul Munir, hal. 313).
Ibnu Jarir menyatakan, (syaithan) dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari jin, manusia atau hewan, atau dari segala sesuatu.
Demikianlah Allah I berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)
(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)
Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071).
Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar z, ia berkata: Aku datang
kepada Nabi dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau
menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab:
“Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan
shalat, lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar, berlindunglah
kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah di kalangan manusia ada setan?” Beliau
menjawab: “Ya.”
Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan keshahihannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/172)
Menurutku setan ada hanya untuk menggoda iman manusia saja. Dan mereka (setan-setan gentayangan) selalu ada karena mereka merasa kesepian, tak ada teman, tak ada lawan bicara, maka kita sebagai manusia beriman tidak perlulah mendengar bisikan setan yg ada. Kita tidak boleh kalah oleh bisikan (omongan) setan-setan gentayangan, yg ada kita diperbudak dan dijadikan teman-teman main oleh setan. Setan sebenarnya tidak diciptakan oleh Allah SWT, melainkan mereka (setan-setan gentayangan) berasal dari arwah-arwah penasaran yg meninggalnya tidak wajar seperti meninggal karena kecelakaan di jalan raya, meninggal karena dibunuh orang lain secara dendam pribadi, meninggal karena kehabisan nyawa setelah melahirkan bayi, maka terciptalah setan-setan itu. Oh ya, setan ada 2 bentuk saja, bisa dalam bentuk setan laki-laki, dan bisa juga dalam bentuk setan perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar