Sabtu, 06 Juni 2015

Ke Manakah Aku?

Ke Manakah Aku?


Ke manakah aku...? Semua telah pergi ke alam akhirat beserta dosa-dosanya masing-masing. Semua telah hilang beserta penyakit-penyakitnya masing-masing. Semua telah tiada ke alam akhirat beserta kesalahan-kesalahannya masing-masing. Ke manakah aku...? Aku yang masih saja berharap kedatangan pangeran ganteng menjemput aku. Aku yang masih saja berharap kedatangan sesosok lelaki yang pekerja keras menjemput aku. Aku yang masih saja berharap kedatangan seorang pria yang punya tabungan lebih untuk menikahi aku secepatnya.

Ke manakah aku...? Aku yang baru saja selesai segala sesuatunya. Aku yang baru saja selesai menutup segala asa-asaku. Aku yang baru saja selesai mengakhiri semua pengakuan-pengakuan dosaku. Aku ingin bertobat, sungguh. Aku ingin kembali ke jalan putih nan suci dengan pernikahan, sungguh. Aku ingin berbalik arah ke tikungan kiri agar aku segera dinikahi oleh seorang pria yang bertanggung-jawab. Ke manakah aku...? Aku ini terlalu berharap jadi segala-galanya bagi lelaki itu. Aku ini terlalu berharap jadi bintang di hatinya lelaki itu. Aku ini terlalu berharap jadi mentari menghangatkan tiap hari-harinya lelaki itu. Aku hendak menuju ke mana...? Aku sendiri tidak tahu, aku saja selalu mengikuti apa kata kesenanganku, aku saja selalu mengikuti apa kata kebahagiaanku, aku saja selalu mengikuti apa kata kegembiraanku. Aku tahu diri. Aku cukup tahu diri aku ini siapa, makanya aku tak pernah bertindak gegabah pada siapapun yang ada di depanku. 

Ke manakah aku...? Aku bertanya pada subuh pagi jam 05.00, siapakah aku, hendak ke mana aku, pergi ke mana aku. Aku jawab: "Aku ya aku ini. Aku hendak mencari seseorang pria pekerja keras yang bertanggung-jawab, dan aku pergi berlabuh bersama pria pemberani itu." Aku percaya jodohku pasti akan segera datang, sebentar lagi, aku sudah tak tahan sendirian. Aku percaya jodoh adalah cerminan diri sendiri, dan pasti jodohku akan datang sebentar lagi. Aku tak sabar menunggu, aku tak tahan sendirian, aku tak kuat dibully ketika lagi seorang diri. Ya Tuhan, sayangilah aku, dan kabulkan segala doa-doaku ini. Aku tak tahan hidup seorang diri di dunia fana ini. Aku lelah terlihat seorang diri tanpa tambatan hati. Aku tak kuat hidup seorang diri di permainan hidup Tuhan ini. Ya Tuhan, datangkanlah segera jodohku yang sesuai dengan doa-doaku selama malam-malam terakhir ini sebelum aku meninggal dunia, amiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar